Senin, 13 Juni 2011

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

Pilhlah salah satu model pembelajaran inovatif di bawah ini:

1. Model Pencapaian Konsep
2. Model Latihan Penelitian
3. Model Sinektiks
4. Model Pertemuan Kelas
5. Model Investigasi Kelompok
6. Model Penelitian Jurisprudensial
7. Model Latihan Laboratoris
8. Model Penelitian Sosial
9. Model Control Diri
10. Model Simulasi

Terapkan model tersebut dalam salah satu mata pelajaran atau mata diklat di SMK yang cocok dengan model yang dipilih.

Berikan komentar terhadap kelemahan dan keunggulan dari model yang diterapkan tersebut.

MODEL LATIHAN PENELITIAN

Dengan model ini suchman, memiliki perhatian besar untuk membantu para siswa untuk melakukan penelitian secara mandiri dengan cara yang berdisiplin.

Latihan penelitian dimulai dengan menyajikan sesuatu yang penuh pertanyaan. Dengan situasi yang penuh teka-teki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat menjadi semakin sadar akan proses penelitian yang dilakukannya dan pada saat itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan prosedur penelitian yang bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut suchman sebagai pengembangan model ini, menyajikan kepada mahasiswa suatu sikap bahwa “ pengetahuan itu bersifat tentative” artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus menerus.
SURVEY DAN PEMETAAN

Pemilihan model latihan penelitian pada mata pelajaran “Survey dan Pemetaan” karena penerapan cocok dengan tahapan-tahapan yang dilakukan pada model latihan penelitian.

Tahap Pertama : Menghadapkan Masalah

1. Menjelaskan prosedur penelitian
Dimana seorang pendidik menjelaskan kepada siswa apa saja prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam mengikuti mata pelajaran survey dan pemetaan.
Contoh : Pendidik menjelaskan prosedur penggunaan alat ukur dalam pengukuran luas sebidang tanah yakni menjelaskan bagian-bagian dari alat, langkah-langkah pengukuran, pengambilan data ukur dan juga pembagian kelompok untuk melaksanakan proses pengukuran.

2. Menyajikan situasi yang saling bertentangan atau berbeda
Seorang pendidik menentukan suatu lokasi yang berbeda, yang akan menimbulkan situasi yang membuat siswa lebih kreatif lagi.
Contoh : Pendidik menentukan lokasi pengukuran di tanah datar dan pengukuran ditanah yang berbuki-bukit ataupun pengukuran di tanah gersang dan tanah yang dipenuhi pepohonan.
Masing-masing kelompok melakukan pengukuran dititik tersebut secara bergantian, sehingga kita akan mengetahui perbedaan hasil ataupun kesamaan hasil pengukuran dari masing-masing kelompok.

Tahap kedua : Mencari dan Mengkaji Data

1. Memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi
Seorang pendidik memeriksa kegiatan yang dilakukan siswa. Apakah benar-benar telah melakukan pengukuran sesuai dengan prosedur yang benar. Dan juga meminta data hasil pengukuran.

2. Memeriksa tampilnya masalah
Pendidik dan siswa mendiskusikan masalah apa saja yang dihadapi selama melakukan proses pengukuran, yakni menanyakan kesulitan ataupun kemudahan yang dihadapi antara proses pengukuran di titik yang satu dibandingkan pengukuran di titik yang lain.

Tahap Ketiga : Mengkaji Data dan Eksperimentasi

1. Mengisolasi variable yang sesuai.
Pendidik melakukan koreksi hasil pengukuran, yakni mencari kesesuaian antara hasil pengukuran kelompok satu dengan kelompok yang lain. Dimana kelompok yang mendapatkan hasil pengukuran yang sama dengan kelompok yang lain dinyatakan berhasil melakukan pengukuran sesuai dengan prosedur pengukuran yang benar.

2. Merumuskan hipotesis sebab akibat
Pendidik mencari penyebab pengukuran beberapa kelompok belum berhasil, membandingkan proses dan hasil pengukuran kelompok yang belum berhasil dengan kelompok yang telah berhasil.

Tahap Keempat : Mengorganisasikan, Merumuskan dan Menjelaskan

1. Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa yang dilakukan sebelumnya
Pendidik merumuskan hasil pengukuran yang berhasil dan juga yang belum berhasil. Dan kembali menjelaskan prosedur pengukuran yang benar sehingga kesalahan-kesalahan pengukuran tidak terulang kembali.

Tahap kelima : Menganalisis Proses Penelitian

1. Dilakukan dengan cara menganalisis strategi penelitian untuk mendapatkan prosedur yang lebih efektif.
Pendidik menyimpulkan kelemahan-kelemahan dari prosedur pengukuran yang dilakukan siswa dan mencari alternatif baru untuk proses pengukuran yang selanjutnya, yakni prosedur pengukuran yang lebih bisa dikuasai siswa sehingga pengukuran yang dilakukan selanjutnya dapat menghasilkan hasil lebih baik dari proses pengukuran sebelumnya.

Keunggulan dari penerapan model latihan penelitian

1. Model ini dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur, dimana pendidik mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang ditempuh.
2. Menerapkan prinsip kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat.
3. Teori-teori yang disampaikan bisa langsung diterapkan dilapangan.
4. Sistem pembelajaran lebih kreatif dan mempunyai semangat belajar yang lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
5. Pembelajaran ini membuat siswa lebih mandiri.
6. Mempunyai toleransi terhadap ketidakpastian hasil.

Kekurangan dari penerapan model latihan penelitian

1. Sulit untuk menkondisikan waktu pembelajaran, karena model ini bersifat penelitian.
2. Tidak selalu sekolah-sekolah mempunyai peralatan lengkap untuk melakukan penelitian.
3. Pendidik harus lebih bekerja keras untuk mendisiplinkan siswa, sehingga siswa tidak keluar dari prosedur kegiatan penelitian.

Selasa, 07 Juni 2011

Modul menggambar proyeksi

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


Bidang Keahlian               : Teknik Bangunan

              Program Keahlian             : Teknik Bangunan Gedung

                   Kompetensi                      : Menggambar / Teknik dasar

          Modul / Sub Kompetensi  : Menggambar proyeksi

         Waktu ( Jam )                   : 12 Jam pembelajaran


 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2011







KATA PENGANTAR

Modul dengan judul “Menggambar Proyeksi” merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk ssalah satu bagian dari kompetensi Menggambar Teknik Dasar.
Modul ini mengetengahkan pengetahuan dasar teknik menggambar proyeksi yaitu cara Eropa dan Amerika, Proyeksi piktorial yang terbagi menjadi 2 jenis gambar yaitu gambar Aksonometri dan gambar Oblique. Gambar proyeksi Orthogonal dan proyeksi Piktoral merupakan dasar bentuk bidang-bidang dua dimensi dan tergantung dari arah dan panjang rusuk-rusuknya.
Modul ini tekait dengan modul lain yang membahas dasar-dasar menggambar teknik dasar, dasar-dasar menggambar  prospektif, menggambar ikatan batu bata, menggambar pondasi, menggambar sambungan kayu dan menggambar sambungan pipa. Dengan modul ini peserta didik dapat melaksanakan praktek tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. 
                          

                                                                                                                                Penyusun



                                                                                 
DAFTAR ISI


JUDUL  .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR  .............................................................................................
DAFTAR ISI  ...........................................................................................................
GLOSARIUM / PERISTILAHAN  .........................................................................
PENDAHULUAN  ..................................................................................................
A.    DISKRIPSI JUDUL  ....................................................................................
B.     PRASYARAT  .............................................................................................
C.     PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL  ....................................................
D.    TUJUAN AKHIR MODUL  ........................................................................
PEMBELAJARAN  ..................................................................................................
A.    KEGIATAN BELAJAR  ..............................................................................

1.      KEGIATAN BELAJAR 1  .....................................................................
a.       Tujuan Kegiatan Pembelajaran  ........................................................
b.      Uraian Materi  ...................................................................................
c.       Kesimpulan  ......................................................................................
d.      Tugas  ................................................................................................
e.       Kunci Jawaban  .................................................................................
2.      KEGIATAN BELAJAR 2  .....................................................................
a.       Tujuan Kegiatan Pembelajaran  ........................................................
b.      Uraian Materi  ...................................................................................
c.       Kesimpulan .......................................................................................
d.      Tugas  ................................................................................................
e.       Kunci Jawaban  .................................................................................
3.      KEGIATAN BELAJAR 3  .....................................................................
a.       Tujuan Kegiatan Pembelajaran .........................................................
b.      Uraian Materi  ...................................................................................
c.       Kesimpulan  ......................................................................................
d.      Tugas  ................................................................................................
e.       Kunci Jawaban  .................................................................................
4.      KEGIATAN BELAJAR 4  .....................................................................
a.       Tujuan Kegiatan Pembelajaran  ........................................................
b.      Uraian Materi  ...................................................................................
c.       Kesimpulan  .......................................................................................
d.      Tugas  ................................................................................................
e.       Kunci Jawaban  .................................................................................

EVALUASI  ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA  ...............................................................................................




Bidang gambar
 : permukaan bidang dua dimensi tempat meletakkan

gambar proyeksi
Garis proyeksi
         :
garis maya yang digunakan sebagai alat bantu untuk

memindahkan oyek gambar ke dalam bidang gambar.
Obyek gambar
: benda yang akan dibuat gambar proyeksinya atau

diproyeksikan.

DESKRIPSI

                                                                                                                             
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar yang mencakup :

1. Gambar proyeksi Orthogonal Multiview
2. Gambar Aksonometri
3. Proyeksi miring / oblique

Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang pengertian proyeksi orthogonal dan gambar orthogonal, model ruang-kwadran yang terdiri dari proyeksi kwadran 1 (caa Eropa) dan proyeksi kwadran 2 (cara Amerika).
Kegiatan belajar 2 membahas tentang gambar piktorial yaitu gambar aksonometri yang terdiri atas proyeksi isometri, dimetri dan trimetri. Kegiatan belajar 3 membahas tentang gambar proyeksi miring/oblique, proyeksi kabinet,proyeksi kavalier.

 PRASYARAT

Untuk mempelajari dan menguasai modul ini terlebih dahulu peserta diklat harus mempunyai kemampuan dalam materi yang terdapat pada modul dasar-dasar enggambar teknik, konstruksi gambar bangunan dan gambar perencanaan. Yakni semua peserta diklat telah mampu untuk membaca gambar bestek beserta detail-detail dari gambar-gambar bestek.

Kemampuan awal ini sangat bermanfaat dalam menunjang penguasaan materi modul ini secara cepat dan tepat sehingga sesuai sasaran yang diharapkan. 


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

  1. 1.      Pelajarilah kegiatan belajar dalam modul ini secara berurutan karena kegiatan belajar disusun berdasarkan   urutan yang perlu dilalui.
  1. 2.     Bila anda sudah mendapat nilai minimum 65 dalam latihan pada akhir kegiatan belajar anda boleh meneruskan pada kegiatan berikutnya.
  1. 3.      Usahakan kegiatan belajar dan latihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  1. 4.      Bertanyalah kepada guru/pembimbing anda bila mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar maupun kegiatan latihan.
  1. 5.      Anda dapat menggunakan buku lain yang sejenis bila dalam modul ini kurang jelas.

TUJUAN AKHIR MODUL

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, di harapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan proyeksi.
Di harapkan peserta didik dapat memilih dan mengkombinasikan jenis gambar proyeksi yang tepat untuk setiap kebutuhan perencanaan gambar.


KEGIATAN BELAJAR


KEGIATAN BELAJAR 1 : Menggambar proyeksi orthogonal multiview


1. Pengetahuan Dasar


Proyeksi Orthogonal multiview pada setiap bidang proyeksi hanya menghasilkan ukuran dalam 2 demensi. Dua demensi tersebut yaitu ukuran panjang dan ukuran lebar. Hal tersebut belum memungkinkan kita untuk menggambar benda atau ruang dalam 3 demensi. Oleh karena itu perlu penambahan bidang proyeksi yang memperlihatkan ukuran tebal atau dalamnya ruang yang diproyeksikan. Untuk penggambaran 3 demensi kita menggunakan 2 cara yaitu cara Amerika dan cara Eropa. Masing-masing sitem atau cara mempunyai kekhususan di dalam persiapannya. Sistem Amerika lazim digunakan untuk gambar teknik mesin sedangkan sistem Eropa banyak digunakan untuk gambar bangunan baik sipil maupun arsitektur. Pemahaman sistem ini harus dikuasai oleh peserta didik sehingga pengetrapannya disesuaikan dengan benda yang akan diproyeksikan lewat gambar. Agar hasil dari pembelajaran modul ini dapat tuntas maka selain pengetahuan juga ketrampilan di dalam penggunaan alat gambar harus sudah dikuasai. 

2. Lembar Kerja

  • Tujuan
Siswa mampu menggambar proyeksi orthogonal multiview 
  • Bahan dan Alat

1. Kertas gambar manila A3

2. Meja gambar

3. Pensil gambar

4. Sepasang penggaris segitiga

5. Penggaris panjang 50 cm atau 60 cm

6. Selotip, karet penghapus

7. Cutter, jangka    


 3. Keselamatan Kerja 

1. Hati-hati menggunakan peralatan yang tajam (cutter, jarum, jangka)

2. Gunakan selotip  berbahan kertas.

3. Bekerjalah dengan teliti dan hati-hati.

4. Ikuti petunjuk guru


4. Langkah Pengerjaan

1. Pasang kertas gambar

2. Siapkan alat gambar

3. Buat garis tepi

4. Buat gambar orthogonal dengan skala

5. Gunakan garis putus-putus untuk garis yang tertutup oleh bidang lain. 

  • Gambar Kerja
1. Gambar proyeksi orthogonal multiview :


2. Proyeksi pada bidang-bidang proyeksi 


a. Proyeksi Amerika

b. Proyeksi Eropa 




KEGIATAN BELAJAR 2 : Menggambar Aksonometri
1. PENGETAHUIAN DASAR

Jika sebuah benda digambarkan dengan cara proyeksi orthogonal akan menghasilkan sebuah bidang saja yang tampak pada bidang proyeksi. Apabila bidang sisinya di miringkan terhadap bidang proyeksi, akan kelihatan tiga permukaan dari benda itu sekaligus (bersamaan) dan gambar proyeksinya akan kelihatan seperti benda aslinya (gambar 2). Cara proyeksi seperti ini dinamakan proyeksi aksonometri dan gambar yang dibuat dinamakan gambar aksonometri.



Bentuk proyeksi aksonometri yaitu :
               Proyeksi Isometri
               Proyeksi Dimetri
               Proyeksi Trimetri


Agar peserta didik dapat menggambar dengan hasil yang baik dan benar pada gambar aksonometri ini, maka para siswa harus memahami macam-macam proyeksi pada bentuk proyeksi aksonometri. Pembelajaran modul ini dapat dicapai apabila peserta didik sudah trampil dalam penggunaan alat gambar serta pengetahuan cukup.

2. LEMBAR KERJA

 Bahan dan Alat :
1. Kertas gambar manila A3.

2. Meja gambar

3. Pensil gambar

4. Sepasang penggaris segitiga, busur derajat.
5. Penggaris panjang 50 cm atau 60 cm
6. Selotip, karet penghapus
7. Jangka dan cutter

 3. Kesehatan dan keselamatan Kerja

1. Hati-hati menggunakan peralatan tajam.

2. Gunakan selotip berbahan kertas.

3. Bekerjalah dengan hati-hati.
 4. Langkah Pengerjaan

1. Siapkan alat gambar

2. Pasang kertas gambar

3. Buat garis tepi

4. Mulailah bekerja denganbagian perbagian

5. Gunakan garis putus-putus untuk garis yang tertutup bidang lain.

 KEGIATAN BELAJAR 3 : Proyeksi Miring / Oblique

1. PENGETAHUAN DASAR
Gambar pictorial (miring) adalah jenis gambar orthogonal yang hasil gambar proyeksinya berbentuk tiga demensi. Gambar ini memperhatikan bentuk obyek gambar dari sudut pandang tertentu yang menunjukkan tiga bidang permukaannya sekaligus. Gambar pictorial (miring) memiliki tiga sumbu ordinat yaitu sumbu x, y dan z. Prinsip gambar proyeksi pictorial adalah memproyeksikan obyek gambar secara sejajar dengan sudut tertentu terhadap bidang gambar.

Ada 2 jenis gambar pictorial yaitu :

1. Gambar Aksonometri

2. Gambar Oblique
Gambar aksonometri telah kita bicarakan pada kegiatan belajar 2, sehingga kegiatan belajar 3 akan kita bicarakan gambar oblique.
Gamba oblique adalah gambar pictorial yang salah satu bidang permukannya sejajar dengan bidang gambar. Sumbu x dan y gambar oblique sejajar dengan sumbu x dan y bidang gambar. Sumbu gambar oblique membentuk sudut tertentu terhadap bidang gambar. Ada 2 jenis gambar oblique yaitu :

1. Oblique Kavalier Gambar Oblique kavalier memiliki perbandingan rusuk 1:1:1. Kelebihan dari oblique kavalier adalah ukuran obyek dapat dihitung sesuai dengan skala gambar.

2. Oblique Kabinet Gambar oblique kabinet memiliki perbandingan rusuk x:y=1:1 sedang untuk panjang sumbu z dilakukan reduksi. Untuk kemiringan sumbu z : -60o panjang rusuk z tereduksi 1/3

-45o panjang rusuk z tereduksi ½ -30o panjang rusuk z tereduksi ¾
Proyeksi miring sangatlah penting bagi peserta didik terutama untuk bidang keahlian bangunan, sehingga perlu memahami macam-macam proyeksi yang berlaku di bidang keahlian bangunan.

2. Lembar Kerja

  •  Tujuan
Siswa mampu menggambar axonometri sesuai ketentuan

  •  Bahan dan Alat
 1. Kertas manila A3
 2. Sepasang segitiga
 3. Pensil gambar
 4. Penghapus gambar
 5. Selotip, cutter, Jangka
 6. Penggaris dengan panjang 50 cm atau 60 cm.

  •  Kesehatan dan keselamatan Kerja
1              Hati-hati menggunakan peralatan yang tajam.
2              Gunakan selotip berbahan kertas

  •  Langkah Pengerjaan
1. Siapkan alat gambar
2. Pasang kertas gambar
3. Buat gambar orthogonal multiview sebagai acuan
4. Tentukan skala gambar pictorial
5. Jadikan salah satu titik sudut di bagian depan sebagai titik awal menggambar
6. Gambarlah bidang permukaan benda satu persatu
7. Gunakan garis putus-putus untuk garis yang tertutup oleh bidang lain.

Kedalaman proyeksi yang paling baik adalah kedalaman 1:2 karena memberikan bentuk gambar yang tetap Y Z 1/2

Proyeksi oblique (proyeksi miring) terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Proyeksi Oblique Cavalier 

Ciri proyeksi cavalier dapat dilihat pada gambar berikut.


Proyeksi Oblique Cavalier Pada proyeksi cavalier panjang sumbu XYZ = 1:1:1. Sudut kemiringan dapat memakai sudut 30°,45°, atau 60°
2. Proyeksi Oblique Cabinet 

Ciri proyeksi Cabinet dapat dilihat pada gambar berikut.

LEMBAR KUNCI JAWABAN 

DAFTAR PUSTAKA



Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Kurikulum Edisi 1999, Jakarta
Drs. Soetarman; Soetarto, BSc Menggambar Teknik Bangunan I Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1977.
Drs. Djuharis Rasul, Drs. Prawoto. Gambar Teknik Bangunan Penerbit Angkasa Bandung 1998.